REMAJA
AWAL (TROTZALTER KEDUA)
14-17
TAHUN
Makalah Ini
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“ Psikologi Perkembangan “
“ Psikologi Perkembangan “
Dosen
Pembimbing :
Hj. DZAATIL HUSNI BT. ALI, M. A
Oleh :
MA’RIFAH
SYUKRON JAYADI
PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN ISLAM (TARBIYAH)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUNNAJAH
JAKARTA
1433 H / 2012 M
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
tuhan semesta alam, sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad,
keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Kami ucapkan
terimakasih kepada bapak dosen yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk membuat makalah yang berjudul
“ Remaja Awal
(Trotzalter Kedua) 14-17 Tahun”. Dan Alhamdulillah kami bisa menyelesaikan makalah ini
sebagai tugas dari mata kuliah “Hadist Tarbawy ” tepat pada
waktunya.
Selanjutnya kami menyadari
bahwa makalah yang kami susun ini jauh dari
kesempurnaan berangkat dari hal ini kritik dan saran kami harapkan dari pembaca
sekalian, terutama dari Dosen, guna untuk perbaikan makalah kami untuk yang
akan datang.
PENDAHULUAN
Setiap
individu akan mengalami proses perkembangan yang tidak akan dapat ditolak,
terlepas dari kehendak individu yang bersangkutan. Proses tersebut berjalan
dengan kodrati dan melalui tahapan-tahapan yang telah ditentukan olehNya. Alloh
berfirman dalam surat Al Mukminun ayat 14, yang artinya :
“ Padahal Dia sesungguhnya telah
menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian ( Q.S. 71 : 14 ). “
Perkembangan
individu merupakan suatu proses perubahan individu yang bersifat tetap menuju
kearah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali.
Menurut
Werner (1969) yang dikutip oleh Monks dkk dalam buku psikologi perkembangan
menyatakan bahwa pengertian perkembangan individu menunjuk pada suatu proses
kearah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja diulang kembali. Perkembangan
individu menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diulang
kembali ( Monks Dkk : 2004 : 1 ).
Remaja Awal (Trotzalter
Kedua) 14-17 Tahun
A.
Masa
Remaja dan Perkembangannya
Dalam perkembangan kepribadian seseorang maka remaja
mempunyai arti yang khusus, namun begitu masa remaja mempunyai tempat yang
tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan seseorang, karena ia tidak
termasuk kedalam golongan anak, tetapi ia tidak pula termasuk golongan orang
dewasa atau golongan tua. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa, remaja
masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya. Ditinjau
dari segi tersebut mereka masih termasuk golongan anak-anak, mereka masih harus
menemukan tempat dalam masyarakat. Pada umumnya mereka masih belajar di sekolah
Menengah atau Perguruan Tinggi. Bila mereka bekerja mereka melakukan pekerjaan
sambilan dan belum mempunyai pekerjaan tetap.[1]
Remaja ada dalam tempat marginal (Lewin, 1939).
Berhubung ada macam-macam persyaratan untuk dapat dikatakan dewasa, maka lebih
mudah untuk dimasukan katagori anak daripada katagori dewasa. Baru pada akhir
abad ke 18 maka masa remaja dipandang sebagai
periode tertentu lepas dari periode kanak-kanak. Masa remaja menunjukkan dengan
jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan (Calon, 1953).[2]
Ausubel (1965), menyebut status orang dewasa sebagai
status Primer, artinya status itu diperoleh berdasarkan kemampuan dan
usaha sendiri. Status anak adalah status diperoleh (direved), artinya
tergantung daripada apa yang diberikan oleh orang tua, (dan masyarakat). Remaja ada dalam status interim sebagai
akibat daripada posisi yang sebagian diberikan oleh orag tua dan sebagian
diperoleh melalui usaha sendiri yang selanjutnya memberikan prestise tertentu padanya. Status
interim berhubungan dengan masa peralihan yang timbul sesudah pemaksaan seksual
(pubertas). Masa peralihan tersebut diperlukan untuk mempelajari remaja mampu
memikul tanggung jawabnya nanti dalam masa dewasa. Makin maju masyarakatnya
maka semakin sukar tugas remaha untuk mempelajari tanggung jawab ini.
Havighurst mencatat sejumlah besar tugas-tugas
perkembangan dalam masa remaja dan dalam publikasinya ia mengemukakan sejumlah
tugas-tugas perkembangan, berasal dari data penelitin-penelitin lintas budaya.
Bagi usia 12 – 18 tahun tugas perlembangannya adalah
:
a. Perkembangan
aspek-aspek biologis.
b. Menerima
peranan dewasa berdasarkan pengaruh kebiasaan masyarakat sendiri.
c. Mendapat
kebebasan emosiaonal dari orang tua dan atau orang dewasa yang lain.
d. Mendapatkan
pandangan hidup sendiri.
e. Merealisasi
suatu identitas sendiri dan dapat mengadakan partisipasi dalam kebudayaan
pemuda sendiri.
Batas antara masa remaja dan masa dewasa makin lama
juga makin kabur. Pertama kali kerena sebagian para remaja yang tidak lagi
melanjutkan sekolah maka ia akan bekerja dan degan begitu memasuki dunia orang
dewasa pada usia remaja. Gadis-gadis yang menikah pada usia 18-19 tahun juga
akan sudah memasuki dunia orang dewasa, kalau dalam keadaan ini dapat dikatakan
sebagai masa remaja yang diperpendek, maka keadaan sebaliknya dapat disebut
sebagai masa remaja yang diperpanjang, yaitu bila orang yang sesudah usia
remaja masih hidup bersama orang tuanya, masih belum mempunya nafkah sendiri
dan masih ada dibawah otoritas orang tuanya. Hal semacam ini masih banyak yang
terjadi dikalangan kita, misalnya mahasiswa usia 24 tahun yang masih dibiayai
oleh orang tuanya.
Masa remaja sering disebut pula masa adolesensi (Lat.
Adolescere = adultus = manjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa).
Masa usia 21-24 tahun sekarang sering juga disebut masa dewasa muda atau masa
dewasa awal.
Suatu
analisis yang cermat mengenai semua aspek perkembangan dalam masa remaja, yang
secara global berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun
disebut masa remaja awal, 15-18 tahun disebut masa remaja pertengahan, 18-21
tahun disebut masa remaja akhir.[3]
1. Percepatan Perkembangan Fisik dan Implikasi pada
Psikoseksual
- Perkembangan Fisik
Bahwa perkembangan fisik dan seksual disini
dibicarakan sama-sama menunjukkan bahwa pemasakan seksualitas genital harus
dipandang dalam hubungan dengan pertumbuhan fisik seluruhnya. Pertumbuhan fisik
ini berhubungan dengan aspek-aspek anotomis maupun aspek-aspek fisiologis.
Bila ditinjau hubungan antara perkembangan
psikososial dan perkembangan fisik, dapat nampak bahwa perkembangan fisik
memberikan implus-implus baru dalam perkembangan psikososial. sedangkan reaksi individu terhadap
perkembangan fisik tergantung lagi dari pengaruh lingkungannya dan dari sifat
pribadinya sendiri, yaitu interpretasi yang diberian terhadap lingkungan itu.
Dalam masa remaja fisik anak itu juga akan tumbuh
menjadi dewasa. Secara skematis pertumbuhan tadi dilukiskan sebagai berikut.
Hipofisa yag menjadi masak mengeluarkan beberapa hormone, yang penting
diantanya adalah hormone tumbuh yang dikeluarkan oleh lobus frontalis, hormone
gonadotrop dan hormone kortikotrop. Hormone tumbuh sebetulnya sudah
mempengaruhi pertumbuhan seseorang sejak ia dilahirkan. Pada masa ini timbul
percepatan pertumbuhan karena adanya koordinasi yang baik diantara kerja
kelenjar-kelenjar. Hormone gonadotrop mempercepat pemasakan sel telur dan sel
sperma, juga mempengaruhi produksi kelenjar kelamin dan melalui hormon
kortikotrop juga mempengarui kelenjar suprarenalis.
Hubungan antara pertumbuhan fisik, pengaruh hormone
dan percepatan pertumbuhan dapat dikemukakan sebagai berikut, percepatan
pertumbuhan selesai pada usia 13 tahun (wanita) dan 15 tahun (laki-laki)
sedangkan pertumbuhan panjang badan pada kedua jenis seks masih berjalan terus
selama kurang lebih tiga tahun sampai kira-kira usia 16 dan 18 tahun. Disamping
pertumbuhan panjang badan terjadi pertumbuhan berat badan yang kurang lebih
berjalan paralel dengan tambahnya panjang badan.
Pertumbuhan badan anak menjelang dan selama masa
remaja ini menyebabkan tanggapan masyarakatb yang berbeda pula. Mereka
diharapkan dapat memenuhi tanggung jawab orang dewasa, tetapi berhubung antara
pertumbuhan fisik dan pematangan psikisnya masih ada jarak yang cukup lebar,
maka kegagalan yang sering dialami remaja dalam memenuhi tuntutan social ini
menyebabkan frustasi dan konplik-konplik bathin pada remaja terutama bila tidak
ada pengertian pada pihak orang dewasa.
- Implikasi pada Psikoseksual
Pertumbuhan organ-organ genital yang ada baik
didalam meupun diluar badan sangat menentukan bagi perkembangan tingkah laku
seksual selanjutnya.
Tetapi di samping tanda-tanda kelamin yang primer
ini, maka juga maka tanda-tanda kelamin yang sekunder. Dipandang dari sudut
psikososial, memegang peranan penting sebagai tanda-tanda perkembangan seksual,
baik bagi remaja sendiri maupun bagi orang lain.
Istilah tanda-tanda kelamin primer menunjukkan pada
organ badan yang lansung berhubungan dengan persetubuhan dan proses reproduksi.
Sedangkan tanda-tanda kelamin skunder
adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan perstubuhan
dan proses reproduksi namun merupakan tanda-tanda yang khas wanita dan khas laki-laki.
Ada tiga criteria yang membedakan anak laki-laki dan
perempuan, yaitu dalam hal :
1. Kriteria
pemasakan seksual
2. Permulaan
pemasakan seksual
3. Urutan
gejala-gejala pemasakan.
Suatu gambaran mengenai permulaan dan penyebaran
perkembangan biologis seksual pada anak wanita dan anak laki-laki terlihat pada
table dibawah ini.
Pertumbuhan / perkembangan
|
Anak wanita
|
Anak laki-laki
|
||
Permulaan
|
Penyebaran
|
Permulaan
|
Penyebaran
|
|
Payudara
|
8 - 13
|
8 - 18
|
-
|
-
|
Testis dan Skortum
|
-
|
-
|
9,5 – 13,5
|
9,5 - 17
|
Menarche
|
10
|
10 – 16,5
|
-
|
-
|
Ejakulasi
|
-
|
-
|
13,5
|
?
|
Penis
|
-
|
-
|
10,5 – 14,5
|
10,5 – 16,5
|
Bulu Kemaluan
|
10 ¼
|
11 ¼-13 ¼
|
12
¼
|
12
¼-13 ¼
|
Suara
|
13
|
13 – 16
|
13
|
13 - 16
|
Bulu Ketiak
|
12
|
12¾
|
12¾-14¾
|
14¼-14¾
|
Bulu Muka
|
-
|
-
|
15¼
|
15¼-16
|
Bulu Dada
|
-
|
-
|
Biasanya
|
Sesudah 16
|
Percepatan Pertumbuhan
|
9 ½-(puncak 12)
|
9 ½-14½
|
10½- (puncak 14)
|
10½-17½
|
2. Perkembangan Sosial Remaja, Krisis Orginalitas,
Konformitas, dan Remaja dalam Pendidikan
- Sosial Remaja
Percepatan perkembangan dalam mada remaha yang
berhubungan dengan permasalahan seksualitas, juga mengakibatkan suatu perubahan
dalam perkembangan social remaja. Sebelum masa remaja sudah ada saling hubungan
yang lebih erat antara anak-anak yang sebaya.
- Krisis Orginalitas
Dua macam perkembangan social
remaja dapat dilihat dari dua macam gerak yaitu : pertama, memisahkan
diri dari orang tua dan yang kedua, menuju kearah teman-teman sebaya. Dua
macam gerak ini merupakan suatu reaksi terhadap status interim anak muda. Dalam
keadaan sudah dewasa secara jasmaniah dan seksual, remaja masih terbatas dalam
kemungkinan-kemungkinan perkembangannya, mereka masih tinggal bersama dengan
orang tua mereka dan merupakan bagian dari keluarga.
c. Konformitas
Kihonformitas kelompok ada
hubungannya dengan konrol eksternal. Remaja yang control eksternalnya lebih
tinggi maka dia akan lebih peka terhadap pengaruh kelompok.
d. Remaja dalam Pendidikan
Remaja dikota dari keluarga yang
terpelajar atau yang berada biasanya diharapkan (oleh orang tuanya) untuk melanjutkan
sekolah di Perguruan Tinggi. Situasi di Indonesia pada dewasa ini sedemikian
rupa hingga kebutuhan anak dan anak muda untuk bersekolah begitu besarnya
sehingga sekolah-sekolah yang ada tidak dapat menampunginya dan besarnya biaya
untuk masuk sekolah mengakibatkan banyak sekali remaja yang tidak melanjutkan
ke Perguruan Tinggi sehingga mereka terpaksa membanting setir untuk bekerja
sehingga masa remajanya cepat tumbuh menjadi dewasa.
[1] Siti Rahayu Haditono, Psikologi
Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya, Hal. 259.
[2] Siti Rahayu Haditono, Psikologi
Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya, Hal. 260.
[3]
Siti Rahayu Haditono,
Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya, Hal. 262.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar