Kamis, 05 April 2012

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN REMAJA AWAL (TROTZALTER KEDUA) 14-17 TAHUN


REMAJA AWAL (TROTZALTER KEDUA)
14-17 TAHUN
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“ Psikologi Perkembangan “





Dosen Pembimbing :

Hj. DZAATIL HUSNI BT. ALI, M. A


Oleh  :

MA’RIFAH
SYUKRON JAYADI


PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN ISLAM (TARBIYAH)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUNNAJAH
JAKARTA
1433 H / 2012 M

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam, sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad, keluarganya, para sahabatnya, dan  para  pengikutnya hingga akhir zaman.
Kami ucapkan terimakasih kepada bapak dosen yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat makalah yang berjudul
“ Remaja Awal (Trotzalter Kedua) 14-17 Tahun”. Dan   Alhamdulillah kami bisa menyelesaikan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Hadist Tarbawy tepat pada waktunya.
Selanjutnya kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini jauh  dari kesempurnaan berangkat dari hal ini kritik dan saran kami harapkan dari pembaca sekalian, terutama dari Dosen, guna untuk perbaikan makalah kami untuk yang akan datang.









PENDAHULUAN

Setiap individu akan mengalami proses perkembangan yang tidak akan dapat ditolak, terlepas dari kehendak individu yang bersangkutan. Proses tersebut berjalan dengan kodrati dan melalui tahapan-tahapan yang telah ditentukan olehNya. Alloh berfirman dalam surat Al Mukminun ayat 14, yang artinya :
“ Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian ( Q.S. 71 : 14 ). “
Perkembangan individu merupakan suatu proses perubahan individu yang bersifat tetap menuju kearah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali.
Menurut Werner (1969) yang dikutip oleh Monks dkk dalam buku psikologi perkembangan menyatakan bahwa pengertian perkembangan individu menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja diulang kembali. Perkembangan individu menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diulang kembali ( Monks Dkk : 2004 : 1 ).




Remaja Awal (Trotzalter Kedua) 14-17 Tahun

A.    Masa Remaja dan Perkembangannya

Dalam perkembangan kepribadian seseorang maka remaja mempunyai arti yang khusus, namun begitu masa remaja mempunyai tempat yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan seseorang, karena ia tidak termasuk kedalam golongan anak, tetapi ia tidak pula termasuk golongan orang dewasa atau golongan tua. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa, remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya. Ditinjau dari segi tersebut mereka masih termasuk golongan anak-anak, mereka masih harus menemukan tempat dalam masyarakat. Pada umumnya mereka masih belajar di sekolah Menengah atau Perguruan Tinggi. Bila mereka bekerja mereka melakukan pekerjaan sambilan dan belum mempunyai pekerjaan tetap.[1]

Remaja ada dalam tempat marginal (Lewin, 1939). Berhubung ada macam-macam persyaratan untuk dapat dikatakan dewasa, maka lebih mudah untuk dimasukan katagori anak daripada katagori dewasa. Baru pada akhir abad ke 18 maka masa remaja dipandang  sebagai periode tertentu lepas dari periode kanak-kanak. Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan (Calon, 1953).[2]

Ausubel (1965), menyebut status orang dewasa sebagai status Primer, artinya status itu diperoleh berdasarkan kemampuan dan usaha sendiri. Status anak adalah status diperoleh (direved), artinya tergantung daripada apa yang diberikan oleh orang tua, (dan masyarakat).  Remaja ada dalam status interim sebagai akibat daripada posisi yang sebagian diberikan oleh orag tua dan sebagian diperoleh melalui usaha sendiri yang selanjutnya  memberikan prestise tertentu padanya. Status interim berhubungan dengan masa peralihan yang timbul sesudah pemaksaan seksual (pubertas). Masa peralihan tersebut diperlukan untuk mempelajari remaja mampu memikul tanggung jawabnya nanti dalam masa dewasa. Makin maju masyarakatnya maka semakin sukar tugas remaha untuk mempelajari tanggung jawab ini.

Havighurst mencatat sejumlah besar tugas-tugas perkembangan dalam masa remaja dan dalam publikasinya ia mengemukakan sejumlah tugas-tugas perkembangan, berasal dari data penelitin-penelitin lintas budaya.
Bagi usia 12 – 18 tahun tugas perlembangannya adalah :
a.      Perkembangan aspek-aspek biologis.
b.     Menerima peranan dewasa berdasarkan pengaruh kebiasaan masyarakat sendiri.
c.      Mendapat kebebasan emosiaonal dari orang tua dan atau orang dewasa yang lain.
d.     Mendapatkan pandangan hidup sendiri.
e.      Merealisasi suatu identitas sendiri dan dapat mengadakan partisipasi dalam kebudayaan pemuda sendiri.

Batas antara masa remaja dan masa dewasa makin lama juga makin kabur. Pertama kali kerena sebagian para remaja yang tidak lagi melanjutkan sekolah maka ia akan bekerja dan degan begitu memasuki dunia orang dewasa pada usia remaja. Gadis-gadis yang menikah pada usia 18-19 tahun juga akan sudah memasuki dunia orang dewasa, kalau dalam keadaan ini dapat dikatakan sebagai masa remaja yang diperpendek, maka keadaan sebaliknya dapat disebut sebagai masa remaja yang diperpanjang, yaitu bila orang yang sesudah usia remaja masih hidup bersama orang tuanya, masih belum mempunya nafkah sendiri dan masih ada dibawah otoritas orang tuanya. Hal semacam ini masih banyak yang terjadi dikalangan kita, misalnya mahasiswa usia 24 tahun yang masih dibiayai oleh orang tuanya.
Masa remaja sering disebut pula masa adolesensi (Lat. Adolescere = adultus = manjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa). Masa usia 21-24 tahun sekarang sering juga disebut masa dewasa muda atau masa dewasa awal.

Suatu analisis yang cermat mengenai semua aspek perkembangan dalam masa remaja, yang secara global berlangsung antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun disebut masa remaja awal, 15-18 tahun disebut masa remaja pertengahan, 18-21 tahun disebut masa remaja akhir.[3]

1.     Percepatan Perkembangan Fisik dan Implikasi pada Psikoseksual

  1. Perkembangan Fisik
Bahwa perkembangan fisik dan seksual disini dibicarakan sama-sama menunjukkan bahwa pemasakan seksualitas genital harus dipandang dalam hubungan dengan pertumbuhan fisik seluruhnya. Pertumbuhan fisik ini berhubungan dengan aspek-aspek anotomis maupun aspek-aspek fisiologis.

Bila ditinjau hubungan antara perkembangan psikososial dan perkembangan fisik, dapat nampak bahwa perkembangan fisik memberikan implus-implus baru dalam perkembangan psikososial.  sedangkan reaksi individu terhadap perkembangan fisik tergantung lagi dari pengaruh lingkungannya dan dari sifat pribadinya sendiri, yaitu interpretasi yang diberian terhadap lingkungan itu.

Dalam masa remaja fisik anak itu juga akan tumbuh menjadi dewasa. Secara skematis pertumbuhan tadi dilukiskan sebagai berikut. Hipofisa yag menjadi masak mengeluarkan beberapa hormone, yang penting diantanya adalah hormone tumbuh yang dikeluarkan oleh lobus frontalis, hormone gonadotrop dan hormone kortikotrop. Hormone tumbuh sebetulnya sudah mempengaruhi pertumbuhan seseorang sejak ia dilahirkan. Pada masa ini timbul percepatan pertumbuhan karena adanya koordinasi yang baik diantara kerja kelenjar-kelenjar. Hormone gonadotrop mempercepat pemasakan sel telur dan sel sperma, juga mempengaruhi produksi kelenjar kelamin dan melalui hormon kortikotrop juga mempengarui kelenjar suprarenalis.

Hubungan antara pertumbuhan fisik, pengaruh hormone dan percepatan pertumbuhan dapat dikemukakan sebagai berikut, percepatan pertumbuhan selesai pada usia 13 tahun (wanita) dan 15 tahun (laki-laki) sedangkan pertumbuhan panjang badan pada kedua jenis seks masih berjalan terus selama kurang lebih tiga tahun sampai kira-kira usia 16 dan 18 tahun. Disamping pertumbuhan panjang badan terjadi pertumbuhan berat badan yang kurang lebih berjalan paralel dengan tambahnya panjang badan.

Pertumbuhan badan anak menjelang dan selama masa remaja ini menyebabkan tanggapan masyarakatb yang berbeda pula. Mereka diharapkan dapat memenuhi tanggung jawab orang dewasa, tetapi berhubung antara pertumbuhan fisik dan pematangan psikisnya masih ada jarak yang cukup lebar, maka kegagalan yang sering dialami remaja dalam memenuhi tuntutan social ini menyebabkan frustasi dan konplik-konplik bathin pada remaja terutama bila tidak ada pengertian pada pihak orang dewasa.

  1. Implikasi pada Psikoseksual
Pertumbuhan organ-organ genital yang ada baik didalam meupun diluar badan sangat menentukan bagi perkembangan tingkah laku seksual selanjutnya.

Tetapi di samping tanda-tanda kelamin yang primer ini, maka juga maka tanda-tanda kelamin yang sekunder. Dipandang dari sudut psikososial, memegang peranan penting sebagai tanda-tanda perkembangan seksual, baik bagi remaja sendiri maupun bagi orang lain.
Istilah tanda-tanda kelamin primer menunjukkan pada organ badan yang lansung berhubungan dengan persetubuhan dan proses reproduksi. Sedangkan  tanda-tanda kelamin skunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan perstubuhan dan proses reproduksi namun merupakan tanda-tanda yang khas wanita dan  khas laki-laki.

Ada tiga criteria yang membedakan anak laki-laki dan perempuan, yaitu dalam hal :
1.     Kriteria pemasakan seksual
2.     Permulaan pemasakan seksual
3.     Urutan gejala-gejala pemasakan.
Suatu gambaran mengenai permulaan dan penyebaran perkembangan biologis seksual pada anak wanita dan anak laki-laki terlihat pada table dibawah ini.
Pertumbuhan / perkembangan
Anak wanita
Anak laki-laki
Permulaan
Penyebaran
Permulaan
Penyebaran
Payudara
8 - 13
8 - 18
-
-
Testis dan Skortum
-
-
9,5 – 13,5
9,5 - 17
Menarche
10
10 – 16,5
-
-
Ejakulasi
-
-
13,5
?
Penis
-
-
10,5 – 14,5
10,5 – 16,5
Bulu Kemaluan
10 ¼
11 ¼-13  ¼
12  ¼
12  ¼-13 ¼
Suara
13
13 – 16
13
13 - 16
Bulu Ketiak
12
12¾
12¾-14¾
14¼-14¾
Bulu Muka
-
-
15¼
15¼-16
Bulu Dada
-
-
 Biasanya
Sesudah 16
Percepatan Pertumbuhan
9 ½-(puncak 12)
9 ½-14½
10½- (puncak 14)
10½-17½

2.     Perkembangan Sosial Remaja, Krisis Orginalitas, Konformitas, dan Remaja dalam Pendidikan
  1. Sosial Remaja
Percepatan perkembangan dalam mada remaha yang berhubungan dengan permasalahan seksualitas, juga mengakibatkan suatu perubahan dalam perkembangan social remaja. Sebelum masa remaja sudah ada saling hubungan yang lebih erat antara anak-anak yang sebaya.
  1. Krisis Orginalitas
Dua macam perkembangan social remaja dapat dilihat dari dua macam gerak yaitu : pertama, memisahkan diri dari orang tua dan yang kedua, menuju kearah teman-teman sebaya. Dua macam gerak ini merupakan suatu reaksi terhadap status interim anak muda. Dalam keadaan sudah dewasa secara jasmaniah dan seksual, remaja masih terbatas dalam kemungkinan-kemungkinan perkembangannya, mereka masih tinggal bersama dengan orang tua mereka dan merupakan bagian dari keluarga.
c.      Konformitas
Kihonformitas kelompok ada hubungannya dengan konrol eksternal. Remaja yang control eksternalnya lebih tinggi maka dia akan lebih peka terhadap pengaruh kelompok.
d.     Remaja dalam Pendidikan
Remaja dikota dari keluarga yang terpelajar atau yang berada biasanya diharapkan (oleh orang tuanya) untuk melanjutkan sekolah di Perguruan Tinggi. Situasi di Indonesia pada dewasa ini sedemikian rupa hingga kebutuhan anak dan anak muda untuk bersekolah begitu besarnya sehingga sekolah-sekolah yang ada tidak dapat menampunginya dan besarnya biaya untuk masuk sekolah mengakibatkan banyak sekali remaja yang tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi sehingga mereka terpaksa membanting setir untuk bekerja sehingga masa remajanya cepat tumbuh menjadi dewasa.



[1] Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya, Hal. 259.
[2] Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya, Hal. 260.

[3] Siti Rahayu Haditono, Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya, Hal. 262.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar